Categories Slow Loris

What’s on the menu today: Yummy gummy

For you who are loris lovers, you must be familiar with the word gum. The name gum has several applications depends on which context we talk about. As gum can mean gum (the pink flesh inside the mouth that shield the bones where the teeth grow). Gum can also refer to chewing gum. Whereas, in forestry, we often heard the word gum exudate. Today the gum that we will be talking about is gum in forestry term.

The Little Tahini feeding Jiengjen gum in a standing position.

Gum is known as a type of exudate that is released in response to external injury.  Gum is not an instant item. The slow loris must first make a tree to secrete the gum, then after a few days, the loris can come back and eat it. What an impressive ability of our distant relatives!. The loris has to return to the same individual tree. This indicates that slow loris has such an impressive field orientation that they can estimate when they will have to return to the same tree to enjoy the yummy gum.

Tahini hanging in a horizontal branch of Jiengjen tree with 4 feet while feeding on gum

 

Slow lorises will usually spend 2-20 minutes checking (by looking and sniffing gum holes). After they find some oozed gum, they consume it by licking. Finally, gouging holes in trees to allow them to be harvested later. Gum exudate is the slow loris’ favourite food even not all gum tree species is preferred. In Cipaganti, the lorises like to eat the gum of the Jiengjen tree.

Bintang feeding on Jiengjen tree, hanging in a vertical substrate with 4 feet and head facing down. Picture by Ahmad Aconk.

 

Even though gum exudate is a slow loris’ favourite food, that doesn’t mean it’s also a favourite for most primates. Due to the complex compounds contained in gum exudate, only animals with the ability of fermentation in their gut can digest gum.

There are still people who don’t know that slow lorises eat gum. In another case, there is a misunderstanding about the type of exudate that slow lorises eat. The word exudate is often still referred to as latex which has a liquid texture and is soluble in ethanol. Gum is different, as it can harden due to dry condition and dissolves in the water. Although among local people in Java, gum exudate is still believed to cause a negative effect when being consumed. Many people are surprised how slow lorises can eat gum that is considered unhealthy.

Rufio feeding on Jiengjen tree, hanging in a vertical substrate with 4 feet and head facing up. Picture by Ahmad Aconk.

 

In fact, gum exudate is a source of carbohydrates. Even gum has long been used as a thickening agent and mixture in the food or drug industry. In some areas of South Asia or Africa, gum from the Acacia tree is widely used as a sweet and delicious snack! Some tree gum, also already known to have functioned as traditional medicine. Might healing mechanism be another reason why slow lorises eat gum exudate?

You can find many interesting facts about slow lorises on this blog, such as how to identify and recommend diets for slow lorises in rehabilitation homes and zoos. Happy scrolling!

————————————————————————————-

Banyak dari para penggemar kukang yang sudah tidak asing dengan istilah gum. Istilah gum memiliki beberapa pengertian tergantung konteks apa yang dibicarakan, seperti gum dapat berarti gusi (daging berwarna pink di dalam mulut yang melindungi tulang dimana gigi tumbuh), atau permen karet atau juga getah gum.

Di dunia kehutanan, gum merujuk kepada getah yang dikeluarkan pohon sebagai tanggapan karena adanya pelukaan eksternal. Gum merupakan menu yang tidak siap saji. Kukang harus membuat pohon terlebih dahulu untuk mengeluarkan gum, baru kemudian selang beberapa hari dia dapat kembali dan memakannya. Wah sungguh suatu kemampuan yang mengesankan dari kerabat jauh kita ini! Dengan membuatnya kembali ke individu pohon yang sama, hal tersebut menandakan bahwa kukang memiliki kemampuan orientasi lapangan yang sangat mengesankan sehingga dia bisa memprediksi kapan dia harus kembali ke individu pohon tersebut untuk menikmati menu lezat gum.

Kukang biasanya akan menghabiskan 2-20 menit untuk mengecek (dengan cara melihat dan mengendus lubang gum), mengkonsumsi (dengan cara menjilati), dan menggerogoti lubang di pohon untuk selanjutnya dibiarkan sehingga dikemudian hari dapat dipanen. Gum merupakan makanan favorit kukang, meskipun begitu jenis pohon yang dikonsumsi kukang dapat berbeda-beda tergantung letak habitatnya. Di Cipaganti, para kukang paling suka memakan getah pohon Jiengjen.

Meskipun getah gum adalah makanan favorit kukang, bukan berarti makanan tersebut cocok untuk primata lain. Karena senyawa kompleks yang terkandung dalam gum, hanya satwa dengan kemampuan fermentasi di pencernaannya (seperti kukang) yang mampu untuk mencerna gum, sampai-sampai menjadikannya santapan kesukaan!

Masih ada warga yang tau bahwa kukang memakan getah, atau salah persepsi mengenai jenis getah apa yang dimakan kukang. Kata getah masih kental tertempel dengan getah latex yang memiliki tekstur cair dan larut di etanol. Itu berbeda dengan gum yang bisa mengeras karena temperatur panas dan larut dalam air. Anggapan lain di warga lokal di Jawa, getah gum merupakan sesuatu yang dipercaya memiliki efek negatif ketika dikonsumsi, jadi banyak dari mereka yang terheran bagaimana kukang bisa mengkonsumsi hal yang dianggap ‘tidak sehat’ oleh warga.

Nyatanya, getah gum merupakan sumber kabrbohidrat. Bahkan gum sudah lama digunakan sebagai bahan pengental dan campuran dalam industri makanan atau obat-obatan. Di daerah Asia Selatan atau Afrika, gum dari pohon Akasia banyak dijadikan sebagai kudapan yang manis dan lezat! Beberapa pohon gum, sudah diketahui mempunyai fungsi sebagai obat tradisional, apakah mungkin alasan lain mengapa kukang memakan gum adalah bentuk mekanisme pengobatan kukang?

Banyak hal menarik lain dari kukang yang dapat kamu temukan di blog ini seperti bagaimana identifikasi dan rekomendasi diet bagi kukang di panti rehabilitasi dan kebun binatang. Selamat scrolling!