International Volunteer Day

 

“Being a volunteer in an NGO allows us to see not only from one point of view, so we can see the unseen – Nabilla.”

Every year, a special day falls on December 5th, designated by the United Nations (UN) to honor and as a sign of gratitude for the humanitarian activities that volunteers worldwide have carried out. That day is called International Volunteer Day.

Talking about volunteers, they are people with noble hearts. Why is it said to be noble? Because they help wholeheartedly to support activities in a place. Sometimes volunteers have to face difficult situations where they have to adapt to their location. Moreover, volunteers must also adjust to their fellow volunteers in the place where they live temporarily.

“The best experience when I volunteered at LFP was where I could learn when most people were sleeping, and I could enjoy the activity, learn to observe, understand the lifestyle of wild animals in their nature, one of which is the Javan slow loris. To understand the culture and socialize with residents and together we participate in preserving the natural environment and what I am most grateful for is when people can be made aware of the importance of preserving the surrounding natural environment. Volunteering at LFP was a valuable experience for me, I feel lucky to be able to participate in activities carried out by LFP. I hope this LFP continues to grow and can keep the Javan slow loris in its natural habitat – Rizka.”

Each volunteering period always leaves a different yet unique and special impression on LFP. However, the unpredictable phenomenon that occurred last year (read: pandemic) gave us a novel perspective on volunteers.

In the early years of LFP’s establishment, our volunteers were dominated by foreigners passionate about carrying out conservation programs in Cipaganti village and other areas in Indonesia. We do have domestic volunteers, but their numbers are relatively low compared to those from overseas. However, since the pandemic took the freedom of international air traffic, pillar from within the country became a golden ticket to continue our conservation program. The curve reverses. The current status, all volunteers are Indonesian nationals.

“To me volunteering in LFP is a great way to contribute to not only the conservation of an endangered species but also to learn how to understand conservation also from the human dimension. How every single part of nature affects the livelihood of everyone, not only the conserved species, and how it is everyone’s responsibility to take care of it. And more than that, volunteering here has gain gained me friendship, joy, and a sense of belonging in an amazing community that works for the betterment of future. Withe ll 10 out of 10 do it again if I have the opportunity to do it in the future – Rere.”

Quality time team LFP with Volunteers

Even during the pandemic, there were still volunteers who devoted themselves to assisting. For us, the Little Fireface Project to get volunteers during the pandemic is a blessing and is very helpful in completing various types of activities. Volunteers at LFP carry out activities such as observing slow lorises and other wildlife in the field, helping our coffee program, socialization, campaign, and educational activities (Nature Club). Some others contribute on another form, such as making designs, photos, videos, and helping our team in other administrative management.

“Volunteering at LFP made me realize there are so many little things that bring us happiness. It was like you gave some but you take uncountlyrealize. Every day is a learning day, an expensive experience but it’s for everyone. Volunteering, especially in conservation is for everyone – Yuni.”

Volunteers do not always have a background that matches the field they want to help. Volunteers from different backgrounds can have a good impact on themselves and the destination. Volunteers may bring information and contributions that were previously unthinkable and will be an invaluable experience for them. For example, one of our volunteers quotes that he had no connection with conservation, education, the environment, and others. However, all volunteers stated that the experience and every moment were valuable when they volunteered for the Little Fireface Project in Cipaganti.

“When I first came, I was given around, it was cool, Tungga and Yiyi were the same, “Even if you don’t have a biology or forestry background, just keep going, the important thing is to be sure” – Zain.”

So, still hesitant to become a volunteer? Even though you face so many things for yourself, rest assured that the things you make can mean a lot to others, no matter how small. If not you, who else? If not now, then when?

Our Indonesian Volunteers since April 2020-December 2021


Menjadi volunteer di NGO membuat kita melihat tidak hanya dari satu sudut pandang, sehingga dapat melihat yang tidak bisa dilihat – Nabilla.”

Setiap tanggal 5 Desember diperingati sebagai Hari Relawan Internasional. Hal ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghormati dan sebagai rasa terimakasih atas kegiatan kemanusian yang telah dilakukan relawan diseluruh dunia.

Relawan adalah orang-orang yang berhati mulia. Mengapa dikatakan berhati mulia? Karena mereka membantu dengan sepenuh hati untuk medukung kegiatan di suatu tempat. Terkadang relawan harus diperhadapkan dengan situasi yang sulit dimana mereka harus beradaptasi dengan lingkungan mereka berada. Terlebih lagi relawan juga harus bisa menyesuaikan diri dengan rekan sesama relawan di tempat yang mereka tinggali sementara.

“Pengalaman terbaik ketika saya menjadi volunteer di LFP adalah dimna saya bisa belajar ketika kebanyakan orang tengah terlelap tidur, dan saya bisa menikmati kegiatan itu, belajar mengamati, memahami pola hidup satwa liar di alamnya salah satunya adalah Kukang jawa, tidak hanya itu saya juga dapat memahami kultur budaya dan bersosial dengan warga setempat dan kita bersama sama ikut menjaga kelestarian alam sekitar dan yang paling saya syukuri adalah ketia masyarakat bisa tersadarkan akan pentingnya kelestarian lingkungan alam sekitar. Ikut menjadi volunteer di LFP ini ada sebuah pengalaman berharga bagi saya, saya merasa beruntung bisa ikut serta dalam kegiatan yang di lakukan oleh LFP ini. Saya harap LFP ini terus berkembang dan bisa menjadikan kukang jawa tetap dalam habitat aslinya – Rizka.”

Tiap periode relawan memberikan kesan berbeda dan tentunya mengena bagi LFP. Tapi, fenomena tidak terprediksi yang terjadi tahun lalu (baca: pandemi) memberikan sudut pandang lain mengenai para relawan bagi kami.

Di awal-awal tahun LFP berdiri, relawan kami didominasi oleh warga asing yang sangat berantusias dalam melakukan program konservasi di desa Cipaganti dan wilayah lain di Indonesia. Relawan domestik tetap ada tetapi jumlahnya dapat dibilang rendah dibandingan dengan mereka yang dari luar. Namun semenjak ditutupnya kebebasan lalu lintas penerbangan internasional, dukungan dari dalam negeri menjadi tiket emas dalam kelanjutan program kerja kami. Kurva berbalik, status saat ini semua relawan adalah anak negeri.

“Bagi saya, menjadi sukarelawan di LFP adalah cara yang bagus untuk berkontribusi tidak hanya pada konservasi spesies yang terancam punah, tetapi juga untuk belajar memahami konservasi juga dari dimensi manusia. Bagaimana setiap bagian alam mempengaruhi kehidupan setiap orang, tidak hanya spesies yang dilestarikan, dan bagaimana tanggung jawab setiap orang untuk menjaganya. Dan lebih dari itu, menjadi sukarelawan di sini telah memberi saya persahabatan, kegembiraan, dan rasa memiliki dalam komunitas luar biasa yang bekerja untuk perbaikan masa depan. Akankah 10 dari 10 melakukannya lagi jika saya memiliki kesempatan untuk melakukannya di masa depan – Rere.”

Terlihat bahwa dimasa pandemi sekalipun masih ada relawan yang memberikan dirinya untuk memberikan bantuan. Bagi kami little fireface project mendapatkan volunteer di masa pandemi merupakan suatu keberuntungan dan sangat membantu dalam menyelesaikan berbagai jenis kegiatan. Sukarelawan di LFP melakukan beragam aktivitas seperti pengamatan kukang dan satwa liar lainnya di hutan, membantu program kopi, mengadakan kegiatan sosialisai dan pendidikan (Nature club). Ada juga yang memberikan bantuan berupa karya seperti pembuatan design, foto, video serta membantu tim kami dalam pengelolaan administrasi lainnya.

“Menjadi sukarelawan di LFP membuat saya menyadari ada begitu banyak hal kecil yang membawa kita kebahagiaan. Rasanya seperti Anda memberi beberapa tetapi Anda mengambil tak terhitung. Setiap hari adalah hari belajar, pengalaman mahal tetapi untuk semua orang. Menjadi sukarelawan, terutama dalam konservasi adalah untuk semua orang – Yuni. “

Relawan tidak selalu memiliki latar belakang yang sesuai dengan bidang yang ingin dia bantu. Bisa saja relawan yang datang dari latar belakang yang berbeda dan memberikan dampak yang baik untuk dirinya dan juga tempat yang dituju. Para relawan bisa saja membawa informasi dan kontribusi yang tidak terpikirkan sebelumnya serta akan menjadi suatu pengalaman yang begitu berharga bagi mereka. Misalnya kutipan cerita dari salah seorang relawan kami yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan kehutanan dan biologi. Di akhir, semua relawan menyatakan bahwa pengalaman dan setiap moment begitu berharga ketika mereka menghabiskan waktu menjadi relawan little fireface project di Cipaganti.

Kalau aku pas pertama dateng dikasih round, asli gokil pisan yang sama ka Tungga dan bang Yiyi “meskipun ga ada background biolgi atau kehutanan, gas aja dulu, yang penting yakin” – Zain.”

So, masih ragu untuk menjadi seorang relawan? Meskipun begitu banyak hal resiko yang hadapi untuk diri sendiri tetapi yakinlah bahwa sekecil apapun hal yang kamu buat bisa berarti besar untuk orang lain. Jika bukan kamu siapa lagi? Jika bukan sekarang kapan lagi?