Birdwatching Experience to Coffee Experience

Our farmer showing the Kopi Cherry
Since the link between habitat loss, toxic pesticides, fertilizer pollution and unsustainable farming practices is one of the most difficult conservation problems to solve, LFP is constantly attempting to address it through various works, including research.
Not only are nocturnal animals like slow loris and civets comfortable and attracted to our Wildlife Friendly™️ coffee plantation, but so are diurnal animals like birds. These birds around coffee farms are also being observed here by Pak Aab, the most dedicated and skilled person in birdwatching here! His whole sense recognized the coming birds. His gift that used to be used for hunting birds is currently a brilliant power for conservation. It’s a blessing that Pak Aab is joining LFP. He is also blessed with himself as he is part of the LFP now that he said he won’t have the heart to hurt birds or any animals since he realized how precious animals are in the ecosystem now.

It drives my curiosity as a person who does not have much background in conservation to join Pak Aab’s activity, birdwatching! Back into 2021, I have joined Pak Aab to observe the birds. At 5:30, before the sun rises, we must be ready to go to the coffee farms. It meets the time when the second shift (starts at 23:00) of lorises observation comes back to the Green House. If we are sleepy or oversleep, we can ask for help from second shift people to remind and wake us up hehe. We went to coffee farms that joined the Wildlife Friendly™️ coffee program, around Pangauban, Garut. The wind breeze and the sky that is getting brighter have awakened and refreshed my body from the sleepy state. It’s like you get some energy before drinking a cup of coffee haha.

In the coffee plantations, we often found birds like the Cekakak and Kingfisher. The others are also found. The interesting part is that Pak Aab has listed the bird’s name in both English and Dutch, both the formal name and the local name in the Sundanese language. For instance, the bird’s name, Saeran, in Sundanese means “Sri Gunting bird.” It makes it easier to identify unknown birds and ask local people to know more about the birds that they know and often see, but do not understand the formal or academic names. Trying to catch up with birds is also difficult because they move quickly and rarely stay put, which is different from slow lorises, as you may know, than I am (if you have been in LFP ); D. I’ve seen the birds eating many herbivorous insects. It is wonderful to see and know that there are no pesticides or any other toxic chemicals to kill species diversity. It’s like living in harmony. The coffee plant itself is refreshing to see. There are some cherries that are starting to ripen, and they are big.

By knowing more with my own eyes, it’s driven and realized me again that to protect these sustainable farming practices with some work that have been done in LFP by preserving the agroforestry environment under the shade of natural tree species, providing training and workshops on organic and sustainable farming methods and providing environmentally friendly pest control and fertilisers is a must. As birdwatching itself is also fun, practicing patience and connecting with nature again which nature always proven to never failed to improve your health especially mentally and physically.

Barista make a cup of coffee

Karena hubungan antara hilangnya habitat, pestisida beracun, polusi pupuk dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan adalah salah satu masalah konservasi yang paling sulit untuk dipecahkan, LFP terus berusaha untuk mengatasinya melalui berbagai pekerjaan, termasuk penelitian. Tidak hanya hewan nokturnal seperti kukang dan musang yang nyaman dan tertarik ke perkebunan kopi Wildlife Friendly™️ kami, tetapi juga hewan diurnal seperti burung. Burung-burung di sekitar perkebunan kopi ini juga diamati oleh Pak Aab, orang yang paling berdedikasi dan ahli dalam mengamati burung di sini! Seluruh indranya dapat mengenali burung-burung yang datang. Karunianya yang dulu digunakan untuk berburu burung saat ini menjadi kekuatan yang brilian untuk konservasi. Merupakan suatu berkah bahwa Pak Aab bergabung dengan LFP. Dia juga diberkati dengan dirinya sendiri karena dia adalah bagian dari LFP sekarang karena dia mengatakan dia tidak akan tega menyakiti burung atau hewan apa pun karena dia menyadari betapa berharganya hewan di ekosistem sekarang.

Hal ini mendorong rasa penasaran saya sebagai orang yang tidak memiliki banyak latar belakang konservasi untuk mengikuti kegiatan Pak Aab, birdwatching! Kembali ke tahun 2021, saya bergabung dengan pak Aab untuk mengamati burung. Pukul 05.30, sebelum matahari terbit, kita harus bersiap-siap untuk pergi ke perkebunan kopi. Waktu itu bertepatan dengan shift kedua (mulai pukul 23.00) pengamatan kukang kembali ke Rumah Hujau. Kalau kita ngantuk atau kesiangan, kita bisa minta bantuan orang shift dua untuk mengingatkan dan membangunkan kita hehe. Kami pergi ke kebun kopi yang tergabung dalam program kopi Wildlife Friendly™️, di sekitar Pangauban, Garut. Angin sepoi-sepoi dan langit yang semakin cerah telah membangunkan dan menyegarkan tubuhku dari keadaan mengantuk. Ini seperti Anda mendapatkan energi sebelum minum secangkir kopi haha.

Di perkebunan kopi, kami sering menemukan burung seperti Cekakak dan Kingfisher. Yang lain juga ditemukan. Menariknya, Pak Aab telah mencantumkan nama burung itu dalam bahasa Inggris dan Belanda, baik nama resmi maupun nama lokal dalam bahasa Sunda. Misalnya, nama burung itu, Saeran, dalam bahasa Sunda berarti “Burung Sri Gunting”. Ini memudahkan untuk mengidentifikasi burung yang tidak dikenal dan meminta masyarakat setempat untuk mengetahui lebih banyak tentang burung yang mereka kenal dan sering lihat, tetapi tidak mengerti nama formal atau akademisnya. Mencoba mengejar burung juga sulit karena mereka bergerak cepat dan jarang diam, yang berbeda dengan kukang, seperti yang Anda ketahui, daripada saya (jika Anda pernah di LFP) ;D. Saya telah melihat burung memakan banyak serangga herbivora. Sungguh menakjubkan melihat dan mengetahui bahwa tidak ada pestisida atau bahan kimia beracun lainnya untuk membunuh keanekaragaman spesies. Ini seperti hidup dalam harmoni. Tanaman kopi itu sendiri menyegarkan untuk dilihat. Ada beberapa buah ceri yang mulai matang, dan ukurannya besar.

Dengan mengetahui lebih banyak dengan mata kepala sendiri, saya didorong dan menyadari lagi bahwa untuk melindungi praktik pertanian berkelanjutan ini dengan beberapa pekerjaan yang telah dilakukan di LFP dengan melestarikan lingkungan agroforestri di bawah naungan spesies pohon alami, memberikan pelatihan dan lokakarya tentang organik dan metode pertanian yang berkelanjutan dan menyediakan pengendalian hama dan pupuk yang ramah lingkungan adalah suatu keharusan. Karena mengamati burung itu sendiri juga menyenangkan, melatih kesabaran dan berhubungan kembali dengan alam yang alam selalu terbukti tidak pernah gagal untuk meningkatkan kesehatan Anda terutama mental dan fisik.

coffee sorting