Monitoring the Biodiversity

Did you know the benefits and importance of Biodiversity Monitoring? According to Biodivcanada, Biodiversity Monitoring is useful as a tool in determining status and tracking a change in nature itself in an area and is also useful for knowing the ecology of a part of the diversity of an area.

Therefore this is important; why? Because if Biodiversity in a friend changes, the ecosystem will turn into Biodiversity, embracing several dimensions of life on Earth (Noss, 1990; Scholes et al., 2008). In this case, we talked about a species and a population to carry out conservation actions on a species or an area and control regular use in situ and ex-situ.

Importance Biodiversity monitoring involves much more than overall species diversity or endangered species. The basic problems from starting are caring for creatures (Humans) for other creatures on this Earth. So it is necessary to have a formula for carrying out protective actions in several various aspects involving a species. Monitoring biodiversity presents an opportunity to address a problem in the environment holistically. The solution to this problem of Biodiversity is to identify attributes or indicators of Biodiversity that can be useful for us and environment inventories, monitoring, and assessment programs.

In addition, this monitoring is also useful in reducing the impact of disasters in an area that is prone to landslides, abrasion, erosion, land shifts, and others. Therefore, Biodiversity Monitoring is important in an area to carry out a plan for reforestation, reintroduction, restoration, etc.

However, this monitoring must be and always be carried out periodically because the considerations that we do in an area are already on target or not. The damaged areas or areas to review the evaluation, in this case, it can be taken to find out changes in the status of an area or species so that there is an impact for carrying out conservation actions.

Hard and many assessments must be done to make it successful because every part of the biodiversity aspect is interconnected.

As an example of a case study in the Study of the Mount Ciremai area from Production Forest to Conservation Forest by Tety & Nawiyanto (2021), The many status changes that occurred in this area were based on increasingly uncontrolled forest damage; therefore the Mount Ciremai area officially became a National Park in 2004 based on the Decree of the Minister of Forestry of the Republic of Indonesia No. 424/Menhut-II/2004. After becoming a National Park, Mount Ciremai National Park has succeeded in collaborating with the community on conservation-based forest management. The Gunung Ciremai National Park office staff has taken many empowerment actions for the people who live around the forest. The results of this Biodiversity Monitoring concluded that the condition of Biodiversity in the Mount Ciremai National Park area has the potential for varied core species. Mount Ciremai National Park has a very high diversity, ranging from flora to many tree species. The fauna in the Mount Ciremai National Park area also varies in the class of mammals, aves, herpetofauna, Pisces, insects, and mollusks.


Apakah kalian mengetahui apa gunanya dan pentingnya Pemantauan Keanekaragaman Hayati?. Menurut Biodivcanada Pemantauan Keanekaragama Hayati berguna sebagai alat dalam proses menentukan sebuah status dan melacak suatu perubahan dalam organisme hidup itu sendiri dalam suatu kawasan dan juga berguna untuk mengetahui ke ekologian dari bagian suatu keanekaragaman kawasan.

Oleh karenanya hal ini penting, kenapa? Karena jika sebuah Keanekaragaman Hayati dalam sebuah kawan berubah, maka sebuah ekosistem akan berubah dikarenakan perubahan keanekaragaman hayati merangkul beberapa dimensi kehidupan di bumi (Noss, 1990; Scholes, et.al, 2008). Dalam hal ini yang kita bicarakan adalah sebuah spesies dan populasi untuk melakukan aksi konservasi pada sebuah spesies, atau sebuah kawasan dan juga sebagai bagian untuk mengontrol dalam pemanfaatan berkala secara in situ dan ex situ.

Pentingnya pemantauan keanekaragaman hayati sendiri melibatkan banyak hal lebih dari keanekaragaman spesies secara menyeluruh atau spesies yang terancam punah. Masalah berakar dari keprihatinan tentang kurangnya kepedulian mahluk (Manusia) terhadap mahluk lainnya di Bumi ini. Maka perlu adanya formula untuk melakukan aksi lindungi dalam beberapa dan berbagai aspek yang menyangkut sebuah spesies. Dalam melakukan Pemantauan keanekaragaman hayati menghadirkan peluang untuk mengatasi sebuah masalah yang terjadi pada lingkungan secara holistic. Pemecahan masalah ini keanekaragaman hayati yaitu dengan melakukan mengidentifikasi atribut atau indikator keanekaragaman hayati yang dapat diukur untuk digunakan dalam inventarisasi lingkungan, pemantauan, dan program penilaian.

Selain itu Pemantauan ini pun berguna dalam aspek pengurangan dampak bencana pada suatu kawasan yang rawan longsor, abrasi, erosi, pergeseran tanah, dan lain lain. Oleh karena itu Pemantauan Keanekaragaman Hayati penting dalam sebuah penilaian suatu kawasan untuk langkah mana yang dapat diambil untuk melakukan sebuah rencana reboisasi, reintroduksi, restorasi, dan lain lain sebagainya.

 Namun pemantauan ini harus dan selalu dilakukan secara berkala dikarenakan apakah penilaian yang kita lakukan pada suatu kawasan ini sudah tepat sasaran atau belum. Contoh ini dapat diambil pada kawasan atau daerah yang rusak untuk kembali dilakukannya evaluasi, dalam hal ini dapat diambil kesimpulan untuk dilakukannya perubahan status suatu kawasan atau spesies agar adanya dampak untuk melakukan aksi konservasi.

Berat dan banyak penilaian yang harus dilakukan untuk mensukseskannya, karena setiap bagian dari aspek keanekaragaman hayati ini saling mengikat dan bersangkut paut satu sama lain.

 Sebagai contoh studi kasus dalam Kajian kawasan gunung Ciremai dari Hutan Produksi ke Hutan Konservasi yang dijelaskan oleh Tety & Nawiyanto (2021) banyaknya perubahan status yang terjadi pada kawasan ini berdasarkan atas kerusakan hutan yang kian tidak terkendali, oleh karenanya Kawasan Gunung Ciremai  resmi  menjadi  Taman  Nasional  pada  tahun  2004 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.424/Menhut-II/2004.  Setelah berjalan menjadi Taman Nasional, Taman Nasional Gunung Ciremai berhasil mengkolaborasikan pengelolaan hutan dengan berbasis  konservasi  bersama  masyarakat.  Staf balai  Taman  Nasional  Gunung  Ciremai banyak melakukan aksi pemberdayaan kepada masyarakat yang tinggal disekitar hutan. Hasil dari pemantauan keanekaragaman hayati ini menyimpukan bahwa Kondisi keanekaragaman hayati di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki potensi terhadap  jenis inti yang bervariasi. Taman  Nasional  Gunung  Ciremai  memiliki keanekaragaman yang sangat  tinggi, mulai dari Flora yang memiliki ratusan jenis pohon. Hingga Fauna di  kawasan  Taman  Nasional  Gunung  Ciremai  juga  beragam  mulai dari  kelas  mamalia,  aves,  hepertofauna,  pisces,  insecta  dan  molusca.